Rabu, 17 Juli 2013

Pura Tanah Lot, Bali, Indonesia

Pura Tanah Lot merupakan salah satu Pura ( tempat ibadah untuk umat Hindu ) yang terletak di pulau Bali - Indonesia dan merupakan pilihan untuk tujuan wisata. Terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan.
Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut
Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah Pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung).
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Dia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan pada abad ke-16.( Sad Kahyangan adalah enam buah pura Kahyangan Jagat di Bali, yang menjadi tempat pemujaan seluruh Umat Hindu ). Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), wisatawan biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini ).
Jadi klo anda berlibur ke Bali, Indonesia, tempat ini bisa merupakan salah satu pilihan destinasi.....:-)









Selasa, 02 Juli 2013

Tanjung Benoa, Bali, Indonesia


Tanjung Benoa yang terletak di ujung timur "sepatu" pulau Bali, merupakan salah satu tujuan wisata air yang cukup lengkap. Berbagai sarana olahraga air disediakan disini seperti, banana boat, snorkling, flying fish, parasailing dan jetski. Uniknya olahraga surfing yang banyak dijumpai di pantai-pantai lain dari pulau bali, justru tidak tersedia di objek wisata ini, hal ini dikarenakan ombak yang ada dilokasi wisata ini cenderung tenang, sehingga kurang cocok untuk olah raga surfing.
Harga yang dikenakan kepada pengunjung untuk menikmati berbagai sarana olahraga air tersebut berkisar antara 150 ribu hingga 200 ribu. Dengan harga tersebut secara tertulis disebutkan bahwa pengunjung bisa menikmatinya dalam kurun waktu 10-15 menit. Namun kenyataan yang saya alami hanyalah sekitar 5 menit. Mungkin dikarenakan saat itu antrian pengunjung yang ingin mencoba cukup banyak sehingga jatah waktu dikurangi cukup drastis. Bahkan beberapa turis luar, nampak berusaha menyela antrian mengingat mereka merasa membayar lebih mahal dibandingkan turis lokal.
Flying fish merupakan bentuk olahraga air yang baru pertamakali ini saya lihat. Terdiri dari sebuah perahu dari karet yang hanya berkapasitas dua orang dengan satu orang petugas yang duduk ditengah sebagai penyeimbang. Penumpang tidur terlentang diperahu yang kemudian ditarik dengan speedboat kecepatan tinggi. Akibatnya, perahu menjadi terangkat dan terbang diatas air pada ketinggian 10-15 meter. Selama berada diudara, petugas yang duduk ditengah akan berusaha menyeimbangkan perahu tersebut agar terhindar dari kemungkinan berputar atau terbaliknya perahu karena hembusan angin yang tentunya bisa berakibat fatal bagi pengguna. Mengingat terdapat tiga orang dalam perahu, terkadang bisa terjadi kasus dimana perahu karet tersebut tidak bisa terbang, karena dibutuhkan selain kecepatan speedboat yang tinggi juga hembusan angin yang cukup kuat untuk bisa menerbangkannya. Seorang rekan yang kurang beruntung mengalami kejadian ini, akibatnya apa yang dialami tidak lain cuman sekedar punggung yang terhempas-hempas oleh permukaan air laut, tanpa mengalami sensasi "flying fish" yang seharusnya.
Ketika tiba di Tanjung Benoa, cuaca kurang bersahabat, hujan mengguyur cukup deras dan ombak juga cukup besar sehingga tidak maksimal dalam menikmati wisata ini. Dengan sedikit nekat, kami tetap menyewa perahu untuk menuju ke Pulau Penyu ( Turtle Farm ), setelah itu mencicipi permainan Rolling Donut, Banana Boat dan Jetski, tetapi sayang sekali tidak bisa mengabadikan momen ini karena takut kamera nya masuk angin ( kamera tidak anti air ) ......:-D
Meski masih bisa menikmati permainan tetapi belum bisa memuaskan kunjungan ke Tanjung Benoa dan membuat 'dendam yang membara' untuk mengunjunginya lagi....:-D