Jumat, 18 Oktober 2013

Jembatan BARELANG, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

Jembatan Barelang adalah jembatan yang merupakan kebanggaan masyarakat Pulau Batam. Jembatan Barelang terdiri dari 6 Jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dengan 6 Pulau lainnya yang masih berada di bawah Otorita Pemerintah Kota Batam, yaitu : 
(1) Pulau Batam
(2) Pulau Tonton
(3) Pulau Nipah
(4) Pulau Setoko
(5) Pulau Rempang
(6) Pulau Galang
(7) Pulau Galang Baru.
Nama BARELANG merupakan singkatan dari nama 3 Pulau Besar dilalui 6 Jembatan tersebut yaitu Pulau BAtam, Pulau REmpang dan Pulau GaLANG
Jembatan Barelang, khususnya Jembatan Pertama yang menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton ini telah menjadi LandMark atau Ikon Kota Batam, sehingga banyak logo Instansi Pemerintahan maupun Swasta Kota Batam mengambil bentuk dari Jembatan Barelang. Pada umumnya, menurut pengertian Warga Batam ataupun Wisatawan, Jembatan Barelang adalah Jembatan Pertama yang menghubungkan Ketujuh Pulau yang dimaksud. Karena Jembatan Pertama adalah Jembatan termegah dan terpanjang diantara Jembatan-jembatan lainnya. Jembatan yang pembangunannya diprakarsai oleh Bapak B.J. Habibie saat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) ini dibangun pada tahun 1992 hingga selesai pada tahun 1998. Setiap Jembatan memiliki namanya sendiri yang diambil dari nama para Raja-raja Melayu Riau yang pernah berkuasa pada abab 15 - 18 Masehi. Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai keenam Jembatan yang membentuk Jembatan Barelang tersebut :
Jembatan I : Jembatan Tengku Fisabilillah
Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Tonton ini memiliki Panjang  642 Meter, bentang 350 Meter dan tinggi 38 Meter. Jembatan I Barelang ini merupakan Jembatan yang paling ramai dikunjungi baik dari Warga Batam sendiri maupun dari Wisatawan Luar dan Dalam Negeri karena merupakan Jembatan Termegah diantara kelima jembatan lainnya. Selain menikmati keindahan bangunan Jembatan, keindahan alam sekitarnya juga merupakan poin bagi Jembatan tersebut.
Jembatan II : Jembatan Nara Singa II
Jembatan ini menghubungkan Pulan Tonton dengan Pulau Nipah ini memiliki Panjang 420 Meter, bentang 160 meter dan  ketinggian 15 Meter.
Jembatan III : Jembatan Raja Ali Haji
Jembatan ini menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setoko dengan panjang Jembatannya 270 Meter, bentang 45 Meter dan Tingginya 15 Meter.
Jembatan IV : Jembatan Sultan Zainal Abidin
Jembatan ini adalah Jembatan yang menghubungkan Pulau Setoko dengan Pulau Rempang dengan panjang Jembatan 365 Meter, bentang 145 Meter, dan Tinggi 16,5 Meter.
Jembatan V : Jembatan Tuanku Tambusai
Jembatan ini memiliki panjang 385 Meter, bentang 245 Meter dan Tinggi 27 Meter, menghubungkan Pulau Rempang dengan Pulau Galang. Di Pulau Galang ini terdapat Tempat Pengungsian Vietnam (Camp Vietnam) yang dijadikan sebagai tempat wisata sejarah dan juga tempat wisata alam Pantai Melur yang ramai dikunjungi oleh Warga Batam saat menikmati waktu liburan.
Jembatan VI : Jembatan Raja Kecil
Jembatan terakhir dalam Rangkaian Jembatan Barelang adalah Jembatan ini yang memiliki panjang 180 Meter, bentang 45 Meter dan Tinggi 9,5 Meter. Jembatan Raja Kecil ini menghubungkan Pulau Galang dengan Pulang Galang Baru.

Obyek wisata ini merupakan salah satu pilihan destinasi ketika anda berkunjung ke Pulau Batam. Akan terasa kurang kalo anda berkunjung ke Pulau Batam, tanpa mengunjungi tempat yang merupakan Landmark atau Ikon nya....

Jumat, 11 Oktober 2013

Vihara Maitreyawira, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

Maha Vihara Duta Maitreya yang berada di Sei Panas - Pulau Batam,  merupakan vihara Maitreya terbesar di Asia Tenggara. Dengan luas lahan 4,5 hektar, Vihara Duta Maitreya dibangun tahun 1991. Sesuai namanya, vihara ini memiliki nilai religius yang sangat kental sesuai pesan Buddha Maitreya, yaitu pesan cinta kasih semesta.
Hampir di setiap sudut gedung ditemukan arca Buddha Maitreya yang memiliki postur tubuh tinggi lebar, telinga padat dan perut gendut, berkepribadian lugu dan senantiasa tertawa lebar. Menurut Pandita Liyas, Kepala Bidang Sekretaris, Kerohanian, Pendidikan dan Seni Budaya Maha Vihara Duta Maitreya Batam, "Sesuai nama, di hampir setiap sudut Vihara Maitreya terdapat arca Buddha Maitreya dengan senyumnya yang lebar. Begitu dipandang, terasa nuansa hidup yang menyambut hangat, seolah-olah Maitreya berkata: Welcome to the loving world. Ia menuntun semua manusia memasuki dunia baru, hidup dengan damai dan bahagia".
Selain arca Buddha Maitreya, di vihara ini juga terdapat arca buddha lainnya, seperti arca Buddha Gautama, Dewi Kwan Im, Satya Kalama, Amitabha, Baisajyaguru, dan lainnya. Arca tersebut tersebar di berbagai bagian vihara dengan kekhasannya masing-masing.
Di vihara ini terdapat 5 graha yaitu 
1. Graha Maitreya yang merupakan graha dengan fungsi utama, tempat umat Maitreya melakukan kebaktian tiga kali sehari kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buddha Maitreya dan para Buddha/Bodhisatva. Graha ini memiliki daya tampung 2.000 orang.
2. Graha Patriat, merupakan graha bakti puja kepada para Buddha yang sekaligus berfungsi sebagai aula pendidikan dan pelatihan serta Dharmasala.
3. Graha Sakyamuni (Sidharta Gautama), merupakan graha kebaktian kepada Hyang Buddha Gautama, Buddha Amitabha, Buddha Baisajyaguru, Bodhisatva Manjusri dan Bodhisatva Samantabhadra.
4. Graha Budhha Avalokitesvara, merupakan graha bakti puja kepada Bodhisatva Avalokitesvara,
5. Graha Budha Satya Kalama. Graha Satya Kalama ini merupakan graha bakti puja kepada Bodhistva Satya Kalama.
 Selain memiliki graha, di kawasan ini juga terdapat sekolah, mulai dari pra play group, TK, SD, SMP dan SMA. Di sekolah ini, selain mengikuti kurikulum nasional, siswanya diajarkan tiga bahasa wajib, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Khusus siswa SMP kelas 1, 2 dan 3 mereka diasramakan yang kemudian dibina untuk pembentukan karakter dan sikap. Menurut Pandita Liyas, "Siswa SMP kita inapkan di asrama, 24 jam mereka dipantau oleh guru pendamping. Mereka mengikuti penataran dan pelatihan sikap mandiri dan bersosialisasi dengan sesama. Dengan harapan saat keluar nanti mereka lebih memiliki jiwa sosial yang tinggi, berbudi pekerti, dan mandiri". Setelah sukses dan mendapat sambutan baik dari orang tua siswa, sistim pembinaan juga akan diterapkan untuk siswa SMA yang rencananya akan dimulai tahun 2011 ini.
 
"Vihara Maitreya merupakan centre kesenian kasih alam, setiap tahun telah memiliki kalender tetap bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Imlek kemarin kita menggelar open house vegetarian food yang dihadiri lebih dari 20.000 orang, dan penutupan imlek nanti atau cap go meh, Vihara Maitreya menggelar serangkaian kesenian yang bernuansakan tionghoa, pendidikan, moral dan kasih alam berupa tari-tarian, drama dan tembang rohani," lanjut Pandita Liyas.