Jumat, 11 Oktober 2013

Vihara Maitreyawira, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia

Maha Vihara Duta Maitreya yang berada di Sei Panas - Pulau Batam,  merupakan vihara Maitreya terbesar di Asia Tenggara. Dengan luas lahan 4,5 hektar, Vihara Duta Maitreya dibangun tahun 1991. Sesuai namanya, vihara ini memiliki nilai religius yang sangat kental sesuai pesan Buddha Maitreya, yaitu pesan cinta kasih semesta.
Hampir di setiap sudut gedung ditemukan arca Buddha Maitreya yang memiliki postur tubuh tinggi lebar, telinga padat dan perut gendut, berkepribadian lugu dan senantiasa tertawa lebar. Menurut Pandita Liyas, Kepala Bidang Sekretaris, Kerohanian, Pendidikan dan Seni Budaya Maha Vihara Duta Maitreya Batam, "Sesuai nama, di hampir setiap sudut Vihara Maitreya terdapat arca Buddha Maitreya dengan senyumnya yang lebar. Begitu dipandang, terasa nuansa hidup yang menyambut hangat, seolah-olah Maitreya berkata: Welcome to the loving world. Ia menuntun semua manusia memasuki dunia baru, hidup dengan damai dan bahagia".
Selain arca Buddha Maitreya, di vihara ini juga terdapat arca buddha lainnya, seperti arca Buddha Gautama, Dewi Kwan Im, Satya Kalama, Amitabha, Baisajyaguru, dan lainnya. Arca tersebut tersebar di berbagai bagian vihara dengan kekhasannya masing-masing.
Di vihara ini terdapat 5 graha yaitu 
1. Graha Maitreya yang merupakan graha dengan fungsi utama, tempat umat Maitreya melakukan kebaktian tiga kali sehari kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buddha Maitreya dan para Buddha/Bodhisatva. Graha ini memiliki daya tampung 2.000 orang.
2. Graha Patriat, merupakan graha bakti puja kepada para Buddha yang sekaligus berfungsi sebagai aula pendidikan dan pelatihan serta Dharmasala.
3. Graha Sakyamuni (Sidharta Gautama), merupakan graha kebaktian kepada Hyang Buddha Gautama, Buddha Amitabha, Buddha Baisajyaguru, Bodhisatva Manjusri dan Bodhisatva Samantabhadra.
4. Graha Budhha Avalokitesvara, merupakan graha bakti puja kepada Bodhisatva Avalokitesvara,
5. Graha Budha Satya Kalama. Graha Satya Kalama ini merupakan graha bakti puja kepada Bodhistva Satya Kalama.
 Selain memiliki graha, di kawasan ini juga terdapat sekolah, mulai dari pra play group, TK, SD, SMP dan SMA. Di sekolah ini, selain mengikuti kurikulum nasional, siswanya diajarkan tiga bahasa wajib, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Khusus siswa SMP kelas 1, 2 dan 3 mereka diasramakan yang kemudian dibina untuk pembentukan karakter dan sikap. Menurut Pandita Liyas, "Siswa SMP kita inapkan di asrama, 24 jam mereka dipantau oleh guru pendamping. Mereka mengikuti penataran dan pelatihan sikap mandiri dan bersosialisasi dengan sesama. Dengan harapan saat keluar nanti mereka lebih memiliki jiwa sosial yang tinggi, berbudi pekerti, dan mandiri". Setelah sukses dan mendapat sambutan baik dari orang tua siswa, sistim pembinaan juga akan diterapkan untuk siswa SMA yang rencananya akan dimulai tahun 2011 ini.
 
"Vihara Maitreya merupakan centre kesenian kasih alam, setiap tahun telah memiliki kalender tetap bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Imlek kemarin kita menggelar open house vegetarian food yang dihadiri lebih dari 20.000 orang, dan penutupan imlek nanti atau cap go meh, Vihara Maitreya menggelar serangkaian kesenian yang bernuansakan tionghoa, pendidikan, moral dan kasih alam berupa tari-tarian, drama dan tembang rohani," lanjut Pandita Liyas.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar