
Gedong Songo berasal dari bahasa jawa, "Gedong" berarti rumah atau bangunan, "Songo" berarti sembilan. Jadi arti kata GedongSongo adalah sembilan ( kelompok ) bangunan
Kawasan ini berketinggian 1200 mdpl dengan suhu rata-rata 19o - 27o Celcius dan memiliki bio energi terbaik di Asia. Bioenergi di kawasan ini bahkan lebih baik dari yang berada di pegunungan Tibet atau pegunungan lain di Asia. Dengan menghirup bioenergi ini akan dapat memberikan kesegaran di jiwa dan raga yang akan sangat membantu untuk kesehatan dan membantu meningkatkan kualitas hidup.
Kawasan ini berketinggian 1200 mdpl dengan suhu rata-rata 19o - 27o Celcius dan memiliki bio energi terbaik di Asia. Bioenergi di kawasan ini bahkan lebih baik dari yang berada di pegunungan Tibet atau pegunungan lain di Asia. Dengan menghirup bioenergi ini akan dapat memberikan kesegaran di jiwa dan raga yang akan sangat membantu untuk kesehatan dan membantu meningkatkan kualitas hidup.
Menuju Lokasi
Untuk
menuju ke kawasan ini dapat dilakukan melalui berbagai arah, yaiitu :
- Dari
Arah Solo, turun di pasar Babadan kemudian
menyeberang dan naik minibus jurusan Sumowono. Turun di Pom bensin Gedong Songo
yang terletak di depan Gapuro bawah kawasan ini. Kemudian jalan kaki atau naik
ojek mehuju gerbang utama
Atau
turun di pasar Ambarawa, naik angkot ke pasar Bandungan lalu naik minibus jurusan
Sumowono turun di Pom bensin Gedong Songo
- Dari
Arah Semarang, naik bis jurusan Sumowono dari terminal
terboyo lalu turun di Pom bensin Gedong Songo.

Sejarah Candi Gedong Songo
Di
tahun 1740, Loten menemukan kawasan Candi Gedong Songo. Raffles mencatat
kawasan ini dengan nama Gedong Pitoe ( baca : Pitu / Tujuh ) pada tahun 1804, karena saat itu hanya
ditemukan tujuh kelompok bangunan. Pada 1825, Van Braam membuat publikasi
tentang kawasan ini, kemudian di 1865 Friederich
dan Hoopermans membuat tulisan tentang Gedong Songo. Tahun 1908, Van Stein
Callenfels melakukan penelitian terhadap kawasan candi dan Knebel melakukan inventarisasi pada tahun
1910-1911
Sampai saat ini,
sejarahwan belum dapat memastikan kapan candi itu dibangun dan siapa pendiri komplek
candi Gedongsongo. Tetapi dari bentuk arsitektur candi, terutama bentuk bingkai
kaki candi, dapat disimpulkan bangunan candi ini sejaman dengan komplek candi
Dieng. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar abad VIII M, pada masa pemerintahan
Dinasti Sanjaya. Hanya saja siapa nama raja pendirinya belum dapat
diketahui.
Candi
Gedongsongo berlatar belakang agama hindu, hal ini dapat dilihat dari arca-arca
yang menempati relung-relung candi. Misalnya arca Siwa Mahadewa, Siwa Mahaguru,
Ganesa, Dhurga Nahisasuramardhini, Nandiswara dan Mahakala.
Menurut
Pakar Candi, Evi Saraswati, menyebutkan bangunan candi di Indonesia dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu candi Hindu dan Candi Budha. Ciri umum dari
kedua tipe tersebut terletak pada bentuk bangunan. Candi Hindu cenderung
ramping, lancip dan tinggi. Sedangkan Candi Budha berbentuk bulat dan besar
seperti candi Borobudur.
Dilihat
dari fungsinya candi juga dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu candi sebagai tempat pemujaan atau ibadah dan candi yang dipakai sebagai tempat pemakaman.
Candi
yang berada di kawasan Gedongsongo ini diperkirakan merupakan candi untuk
pemakaman. Karena pada saat ditemukan di sekitar candi banyak terdapat abu.
Diperkirakan abu ini merupakan bekas pembakaran orang yang meninggal. Sesuai
ajaran Hindu orang yang meninggal biasanya dibakar.

Legenda Hanoman, Ratu Sima, Mbah Murdo dan
Nyai Gayatri

Dasamuka
yang tertimbun hidup-hidup di dasar gunung Ungaran setiap hari mengeluarkan
rintihan berupa suara menggelegak yang sebenarnya berasal dari sumber air panas
yang terdapat kawasan ini. Konon semasa hidupnya Dasamuka gemar minum minuman
keras hingga siapapun yang datang ke Gunung Ungaran dengan membawa minuman
keras akan membangkitkan nafsu Dasamuka. Apabila mencium aroma miras maka erangan
Dasamuka makin menjadi-jadi, ditandai sumber air panas makin menggelegak. Kalau
sampai tubuh Dasamuka bergerak-gerak bahkan bisa menimbulkan gempa kecil.

Agaknya,
candi ini mempunyai kekuatan yang sakti. Buktinya, kebesaran Ratu Sima diakui
oleh lawan-lawannya. Bahkan beberapa kerajaan takluk dan tunduk di bawah
kekuasan Ratu Sima
Sampai
saat ini banyak pengunjung yang melakukan ritual khusus di candi tersebut.
Mereka memohon berbagai pertolongan agar tujuannya dapat dikabulkan. Kabarnya,
candi yang paling banyak dipakai untuk bersemedi adalah candi yang terletak di
deretan paling atas.
Disamping itu ada keyakinan jika kawasan candi songo ini ditunggu oleh
makhluk gaib yang berjuluk Mbah Murdo
sehingga sebelum memasuki wilayah Candi Gedong Songo, sebaiknya pengunjung
meminta ijin terlebih dulu kepada Mbah Murdo, yang dipercaya sebagai penghuni
gaib kawasan ini dengan cara menyampaikan
salam kepadanya, agar perjalanan atau ritual Anda tak terganggu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar